Minggu, 11 Februari 2018

Karna Kita Perempuan


Perempuan itu sadar tidak sadar di dalam kehidupan masyarakat dituntut ini begini begitu. Harus bisa ini bisa itu. Salah? Nggak juga. Memang kodratnya mungkin menjadi perempuan harus seperti ini. Harus bisa masak. Harus cantik. Harus lemah lembut. Harus kalem. Dan tuntutan-tuntutan lainnya yang kian hari kian banyak.

Apa yang terjadi jika beberapa dari banyaknya tuntutan-tuntutan itu tak bisa dipenuhi? Dipandang aneh oleh masyarakat. Dianggap nggak ‘matang’ sebagai perempuan. Dianggap belum pantas untuk menyandang status ‘perempuan dewasa’. Lantas jika diri memang tidak sanggup memenuhi semua tuntutan yang seakan menjadi doktrin dari masyarakat itu, apa salah?



Aku hanya perempuan biasa, bukan bidadari bersayap nan cantik yang bisa ngelakuin banyak hal. Aku perempuan biasa, yang bisa capek setelah melakukan semua kerjaan rumah tangga. Aku perempuan biasa, yang bakal nangis jika perasaannya disinggung. Aku perempuan biasa yang kadang juga tak bisa berlaku lemah lembut.

Bukan aku saja mungkin, tapi kalian juga berpikiran hal serupa bukan? Ya, kita hanya perempuan biasa. Tapi dibalik semua itu, kita selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Berusaha untuk ‘kuat’. Berusaha untuk tegar. Berusaha untuk belajar menguasai banyak hal. Belajar untuk bisa multitasking dalam ngerjain berbagai hal.

Ya, karna kita perempuan. Karna dari rahim kita kelak lahir pemimpin-pemimpin bangsa. Mari terus memperbaiki diri. Mari terus upgrade diri. Menjadi ibu menjadi seorang istri adalah pekerjaan dan tugas yang mulia. Menjadi ibu menjadi seorang istri adalah dampaan semua perempuan. Menjadi ibu menjadi seorang istri tak pernah ada sekolah formal layaknya sekolah-sekolah untuk mendapatkan gelar.

Oleh karena itulah, karna kita perempuan, maka teruslah berproses menjadi lebih baik dari hari kehari. Karna kita perempuan yang beban hidup kedepannya semakin berat. Saat kamu malas, ingatlah bahwa anak-anakmu berhak lahir dari rahim perempuan yang cerdas.

Karna kita perempuan maka teruslah berusaha untuk hidup lebih baik kedepannya. Selamat berproses para perempuan hebat, karna kita perempuan!

Lemah lembut kepadanya, namun janganlah lukai hatinya. Bersabarlah bila menghadapinya.

Salam, Muthi Haura
Selasa, 6 Februari 2018. 21.09 WIB

#onedayonepost #odopbatch5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar