Perempuan
itu sadar tidak sadar di dalam kehidupan masyarakat dituntut ini begini begitu.
Harus bisa ini bisa itu. Salah? Nggak juga. Memang kodratnya mungkin menjadi
perempuan harus seperti ini. Harus bisa masak. Harus cantik. Harus lemah
lembut. Harus kalem. Dan tuntutan-tuntutan lainnya yang kian hari kian banyak.
Apa
yang terjadi jika beberapa dari banyaknya tuntutan-tuntutan itu tak bisa
dipenuhi? Dipandang aneh oleh masyarakat. Dianggap nggak ‘matang’ sebagai
perempuan. Dianggap belum pantas untuk menyandang status ‘perempuan dewasa’.
Lantas jika diri memang tidak sanggup memenuhi semua tuntutan yang seakan
menjadi doktrin dari masyarakat itu, apa salah?
Aku
hanya perempuan biasa, bukan bidadari bersayap nan cantik yang bisa ngelakuin
banyak hal. Aku perempuan biasa, yang bisa capek setelah melakukan semua
kerjaan rumah tangga. Aku perempuan biasa, yang bakal nangis jika perasaannya
disinggung. Aku perempuan biasa yang kadang juga tak bisa berlaku lemah lembut.
Bukan
aku saja mungkin, tapi kalian juga berpikiran hal serupa bukan? Ya, kita hanya
perempuan biasa. Tapi dibalik semua itu, kita selalu berusaha untuk memberikan
yang terbaik. Berusaha untuk ‘kuat’. Berusaha untuk tegar. Berusaha untuk
belajar menguasai banyak hal. Belajar untuk bisa multitasking dalam ngerjain
berbagai hal.
Ya,
karna kita perempuan. Karna dari rahim kita kelak lahir pemimpin-pemimpin
bangsa. Mari terus memperbaiki diri. Mari terus upgrade diri. Menjadi ibu
menjadi seorang istri adalah pekerjaan dan tugas yang mulia. Menjadi ibu
menjadi seorang istri adalah dampaan semua perempuan. Menjadi ibu menjadi
seorang istri tak pernah ada sekolah formal layaknya sekolah-sekolah untuk
mendapatkan gelar.
Oleh
karena itulah, karna kita perempuan, maka teruslah berproses menjadi lebih baik
dari hari kehari. Karna kita perempuan yang beban hidup kedepannya semakin
berat. Saat kamu malas, ingatlah bahwa anak-anakmu berhak lahir dari rahim
perempuan yang cerdas.
Karna
kita perempuan maka teruslah berusaha untuk hidup lebih baik kedepannya.
Selamat berproses para perempuan hebat, karna kita perempuan!
Lemah lembut kepadanya,
namun janganlah lukai hatinya. Bersabarlah bila menghadapinya.
Salam,
Muthi Haura
Selasa,
6 Februari 2018. 21.09 WIB
#onedayonepost
#odopbatch5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar